Isim Isyaroh

Pengertian

Isim isyaroh merupakan bagian dari isim ma’rifat yang bertujuan untuk menunjuk sesuatu dengan perantaraan isyarat. Dalam bahasa Indonesia, nama lain isim isyaroh yaitu kata tunjuk. Syekh Musthofa al-Ghulayaini, dalam kitab Jami’u al-Durus, menjelaskan pengertiannya sebagai berikut:

مَا يَدُلُّ عَلَى مُعَيَّنٍ بِوَاسِطَةِ إِشَارَةٍ حِسِّيَّةٍ بِالْيَدِّ وَنَحْوِهَا

“Isim yang menunjukkan sesuatu yang ditentukan dengan perantaraan tangan dan semacamnya”

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kita pastikan bahwa penggunaan isim isyaroh bertujuan untuk menunjuk sesuatu yang sudah tentu sesuai dengan isyarat penutur. Penunjukkan tersebut baik dengan isyarat tangan atau pun lainnya. Dengan adanya tambahan isim isyarat, suatu kata yang awalnya bersifat umum (nakiroh) menjadi lebih khusus (ma’rifat). Bisa kita perhatikan contoh berikut:

هَذَا كِتَابٌ جَدِيْدٌ

“Ini adalah buku baru”

Dengan adanya tambahan هذا, pada awal contoh kalimat tersebut, memberikan isyarat bahwa maksud penutur adalah objek yang dituju oleh هذا tersebut. Jika tidak ada, maka objek yang penutur maksudkan bisa bersifat umum, tidak tertentu.

Macam-macam isim isyaroh

Terdapat dua macam isim isyaroh, di antaranya:

1. Syakhshiyyah, yaitu isim isyaroh yang berdasarkan pada jumlah dan mudzakkar juga muannatsnya musyar ilaih (sesuatu yang ditunjuk oleh isim isyaroh). Jumlahnya ada lima, yaitu:

  • هَذَا untuk mufrod mudzakkar (1 laki-laki), contoh: هَذَا بَيْتٌ (ini adalah sebuah rumah)
  • هَذِهِ untuk mufrodah muannatsah (1 perempuan), contoh: هَذِهِ مَدْرَسَةٌ (ini adalah sebuah sekolah)
  • هَذَانِ untuk mutsanna mudzakkar (2 laki-laki), contoh: هَذَانِ الْبَيْتَانِ جَمِيْلَانِ (dua rumah ini bagus)
  • هَاتَانِ untuk mutsanna muannats (2 perempuan), contoh: هَاتَانِ الصَّدِيْقَتَانِ جَمِيْلَتَانِ (dua teman perempuan ini cantik)
  • هَؤُلَاءِ untuk jamak baik muannats (perempuan) maupun mudzakkar (laki-laki), contoh: هَؤُلَاءِ الْمَدَارِسُ جَمِيْلَةٌ (Sekolah-sekolah ini bagus)

Catatan:

Isim isyarah syakhshiyyah jika penggunaannya untuk menunjukkan sesuatu yang jauh maka ada tambahan ك menjadi ذاك. Jika penggunaannya untuk yang lebih jauh lagi ada tambahan ل dan ك menjadi ذلك. Ketentuan tersebut boleh dengan syarat هــ tanbihnya tidak ada (hanya ذا).

2. Makaniyyah, yaitu yang menunjukkan tempat. Terdapat dua kelompok yang menunjukkan tempat, di antaranya:

  • Menunjukkan tempat dekat, yaitu: هُنَا dan هَهُنَا  artinya di sini
  • Menunjukkan tempat jauh, yaituu: هُنَاكَ، هَهُنَاكَ، هَنَّا، هُنَالِكَ، ثَمَّ، هِنَّا artinya di sana

Baca juga:

Isim Istifham: Pengertian, lafadz dan contohnya

Isim Dhomir; Pengertian, Macam-macam, dan Contohnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *