Semua fi’il hukum asalnya mabni, kecuali fi’il mudhori’ yang berhukum mu’rob. Hanya saja, syarat fi’il mudhori’ murob ketika belum ditambahkan nun taukid, baik tsaqilah ataupun khofifah, dan belum ada tambahan nun jamak niswah (nun tanda feminim). Dengan adanya fi’il mudhori yang berhukum mu’rob, perubahan i’rob yang terjadi pada fi’il mudhori bisa saja terjadi, baik menjadi i’rob rofa’, nashob, dan jazm. Selanjutnya, pada artikel ini akan dibahas mengenai amil jazm yang merubah i’rob fi’il mudhori’ menjadi jazm sebagai berikut:
Pengertian Amil Jazm
Secara bahasa, kata jazm mempunyai beberapa pengertian, di antaranya “memutus”, “menetapkan”, dan “menyatakan”. Jazm dalam istilah nahwu merupakan salah satu i’rob yang khusus untuk fi’il saja. Artinya, isim tidak mungkin beri’rob jazm apalagi huruf yang hukumnya adalah mabni semuanya. Amil jazm adalah amil yang merubah i’rob fi’il mudhori menjadi jazm, contoh يَنْصُرُ yang ditambah amil jazm berupa لَمْ menjadi لَمْ يَنْصُرْ. Bisa kita lihat huruf terakhir (ر) dari contoh tersebut yang awalnya berharokat rofa’ (dhommah) menjadi sukun karena adanya salah satu amil jazm berupa لَمْ yang merubah i’rob fi’il mudhori’ tersebut.
Tanda i’rob jazm fi’il mudhori’
Jazmnya fi’il mudhori’ ditandai dengan beberapa tanda, di antaranya:
1. Harokat sukun
Ketika jazm, fi’il mudhori bisa saja ditandai dengan harokat sukun di akhir kata. Tanda jazm fi’il mudhori’ dengan harokat sukun ketika fi’il mudhori yang shohih al-akhir (diakhiri huruf shohih) dijazmkan oleh amil jazm, contohnya seperti kalimat berikut:
يَشْرَبُ — لَمْ يَشْرَبْ
يَجْلِسُ — لَمْ يَجْلِسْ
2. Membuang huruf ‘illat
Tanda jazm fi’il mudhori’ dengan membuang huruf ‘illat ketika fi’il mudhori yang mu’tallu al-akhir (diakhiri huruf ‘illat) dijazmkan oleh‘amil jazm. Sementara itu, huruf ‘illat ada tiga, yaitu ا، و، ي. Perhatikan contoh berikut:
يَرْمِيْ — لَمْ يَرْمِ (membuang huruf ‘illat berupa ي)
يَغْزُوْ — لَمْ يَغْزُ (membuang huruf ‘illat berupa و)
يَخْشَى — لَمْ يَخْشَ (membuang huruf ‘illat berupa ا)
3. Membuang nun (ن)
Tanda jazm fi’il mudhori’ dengan membuang nun yaitu ketika fi’il mudhori baik shohih al-akhir (diakhiri huruf shohih) maupun mu’tallu al-akhir (diakhiri huruf ‘illat), yang sudah ada tambahan alif tasniah (ا), wawu jamak (و), dan ya mufrodah muanntasah mukhotobah (ي), dijazmkan oleh‘amil jazm. Sebagai contoh, perhatikan kalimat-kalimat berikut:
- Tambahan alif tasniah, contoh:
يَشْرَبَانِ — لَمْ يَشْرَبَا
- Tambahan wawu jamak, contoh:
يَأْكُلُوْنَ— لَمْ يَأْكُلُوْا
- Tambahan ya mufrodah muannatsah mukhotobah, contoh:
تَكْتُبِيْنَ— لَمْ تَكْتُبِيْ
Amil-amil yang menjazmkan fi’il mudhori
Teradapat beberapa ‘amil yang merubah i’rob fi’il mudhori’ menjadi i’rob jazm. ‘Amil-‘amil tersebut ada delapan belas (18) amil, yaitu:
لَمْ – لَمَّا – أَلَمْ – أَلَمَّا – لَامُ الْاَمْرِ وَ الدُّعَاءِ – لَا النَّهْيِ وَالدُّعَاءِ – إِنْ – مَا – مَنْ – مَهْمَا – إِذْ مَا – أَيُّ – مَتَى – أَيْنَ – أَيَّانَ – أنَّى – حَيْثُمَا – كَيْفَمَا
Dari delapan belas ‘amil tersebut terbagi dua kelompok, yaitu:
1. Yang menjazmkan satu fi’il
Di antara delapan belas ‘amil yang menjazmkan fi’il mudhori’ tersebut terdapat enam (6) ‘amil yang menjazmkan satu fi’il saja, yaitu:
لَمْ
artinya “tidak”, contohnya sebagai berikut:
لَمْ يَأْكُلْ صَفْيَانُ الْخُبْزَ
“Sofyan tidak makan roti”
لَمَّا
artinya “belum”, contohnya sebagai berikut:
… لَمَّا يَذُوْقُوْا عَذَابِ (ص: 8)
“…mereka belum merasakan azab-Ku”
أَلَمْ
artinya “bukankah?” atau “apakah tidak?”, contoh:
اَلَمْ تَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ (البقرة: 106)
“Apakah kamu tidak mengetahui, bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ (الشرح: 1)
“Bukankah kami telah melapangkan untukmu dadamu?”
أَلَمَّا
artinya “belumkah?” atau “apakah belum?”, contoh sebagai berikut:
أَلَمَّا أُحْسِنْ إِلَيْكَ؟
“belumkah aku berbuat baik kepadamu?”
لَامُ الْأَمْرِ وَالدُّعَاءِ (ل)
artinya “hendaknya”, yang mempunyai maknaperintah. Huruf ini biasanya masuk ke dalam fi’il mudhori ghoib. Dengan adanya huruf ini, status fi’il mudhori tersebut bermakna amar atau perintah. Perhatikan contoh berikut:
فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Hendaknya (dia) berbicara baik atau diam saja!”
لَا النَّهْيِ وَالدُّعَاءِ (لا)
artinya “jangan” bermakna melarang. Huruf ini biasa digunakan untuk fi’il mudhori’ mukhothob. Contoh:
لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللهَ مَعَنَا (التوبة: 40)
“Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita”
2. Yang menjazmkan dua fi’il
Selain menjazmkan satu fi’il mudhori’, terdapat pula ‘amil-‘amil yang menjazmkan dua fi’il mudhori’ sekaligus. Fi’il mudhori yang pertama disebut dengan fi’il syarat dan fi’il mudhori yang kedua disebut sebagai jawab syarat. Jumlah amil jazm yang menjazmkan dua fi’il sekaligus terdapat dua belas (12) ‘amil. Dari dua belas ‘amil tersebut terbagi menjadi dua kategori, yaitu: ‘amil yang masuk ke dalam kategori huruf dan ‘amil yang masuk ke dalam kategori isim.
Amil yang masuk kategori huruf
Amil yang menjazmkan dua fi’il mudhori sekaligus dan masuk ke dalam kategori huruf ada dua (2), yaitu:
إِنْ
artinya “jika”, contoh:
… إِنْ تَنْصُرُوْا اللهَ يَنْصُرْكُمْ…
“Jika kamu menolong (agama) Allah, maka Dia akan menolongmu”
إِذْمَا
artinya “jika”, contoh:
إِذْمَا تَفْعَلْ شَرًّا تَنْدَمْ
“jika kamu berbuat keburukan, maka kamu akan menyesal”
‘Amil jazm yang masuk kategori isim
Amil yang menjazmkan dua fi’il mudhori sekaligus dan masuk ke dalam kategori isim ada sepuluh (10), yaitu:
مَا
artinya “tidaklah” atau “apa saja”, contohnya:
وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُۗ (البقرة: 197)
“dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan (pasti) Allah mengetahuinya.”
مَنْ
artinya “barangsiapa” atau “siapa saja”, contoh:
مَنْ يَّعْمَلْ سُوْۤءًا يُّجْزَ بِهۙ (النسآء: 123)
“siapa saja yang mengerjakan kejahatan niscaya akan mendapat balasan sesuai dengan (kejahatan itu)”
مَهْمَا
artinya “apapun”, contoh:
وَقَالُوْا مَهْمَا تَأْتِنَا بِهِ مِنْ اٰيَةٍ لِّتَسْحَرَنَا بِهَاۙ فَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِيْنَ (الأعرف: 132)
“mereka (kaum Fir’aun) berkata (kepada Musa), “Bukti apapun yang engkau bawa kepada kami untuk menyihir kami dengannya, kami tidak akan beriman kepadamu.”
أَيُّ
artinya “manapun” atau “mana saja”, contoh:
أَيَّ كِتَابٍ تَقْرَأْ تَسْتَفِدْ مِنْهُ
“Buku mana saja yang kamu baca, kamu akan mendapat manfaat darinya”
مَتَى
artinya “ketika” atau “kapan saja”, contoh:
مَتَى يَأْكُلْ خَلِيْلٌ يَأْكُلْ اِبْنُهُ
“kapan saja Kholil makan, maka anaknya (laki-laki) makan juga”
أَيَّانَ
artinya “jika”, “bila mana”, “kapan saja”, contoh:
أَيَّانَ تَنْصُرْنِيْ أَنْصُرْكَ
“kapan saja kamu menolongku, maka aku akan menolongmu”
أَيْنَ
artinya “di mana saja”, contoh:
اَيْنَمَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُرُوْجٍ مُّشَيَّدَةٍۗ
“di mana saja kamu berada, kematian akan mendatangimu, meskipun kamu berada dalam benteng yang kokoh.”
أَنَّى
artinya “di mana saja”, contoh:
أَنَّى تَفْعَلْ الْخَيْرَ تُكْرَمْ
“Di mana saja kamu berbuat kebaikan, maka kamu akan dimuliakan”
حَيْثُمَا
artinya “di mana saja”, contoh dalam syair berikut:
حَيْثُمَا تَسْتَقِمْ يُقَدِّرْ لَكَ اللهُ نَجَاحًا
“Di mana saja kamu istiqomah, maka Allah akan menakdirkan untukmu kesuksesan”
كَيْفَمَا
artinya “bagaimanapun” atau “bagaimana saja”, contoh:
كَيْفَمَا تَكُوْنِيْ أُحْبِبْكَ
“Bagaimanapun keadaanmu, aku mencintaimu”
Baca juga:
Amil Nashob Fi’il Mudhori; Amil Yang Menashobkan Fi’il Mudhori
Fi’il Mudhori’; Pengertian, Hukum, dan Contoh Kalimatnya
Fi’il Madhi; Kata Kerja Masa Lampau dalam Bahasa Arab