Kalam:
(الْكَلَامُ وَمَا يتَأَلَّفُ مِنْهُ)
Kalam dan Kata Yang Menyusunnya
كَلاَمُــنَا لَفْــظٌ مُفِيْدٌ كَاسْــتَقِمْ ¤ وَاسْمٌ وَفِعْلٌ ثُمَّ حَرْفٌ الْكَلِمْ
“Kalam menurut ulama nahwu adalah lafadz yang berfaedah seperti lafadz اِسْتَقِمْ, sedangkan kalim tersusun dari isim, fi’il, dan huruf.”
Keterangan:
- Maksud Lafadz yaitu kata yang terdiri dari huruf hijaiyah, sedangkan berfaedah yaitu bermakna sempurna. Artinya, kalam dalam bahasa Arab menurut ulama nahwu yaitu susunan kata yang berbahasa Arab dan bermakna sempurna, seperti fi’il yang sudah ada fa’ilnya, mubtada sudah ada khobarnya, dan syarat sudah ada jawabnya.
- Contoh seperti lafadz اِسْتَقِمْ (istiqomahlah!). Kata tersebut merupakan bentuk fi’il amr (kata perintah) yang terdiri dari fi’il dan fa’il (jumlah fi’liyyah). Fi’ilnya adalah lafadz استقم dan fa’ilnya berupa dhomir mustatir wujub yaitu أَنْتَ.
- Kalim yaitu gabungan isim, fi’il dan huruf dalam satu kalimat.
وَاحِدُهُ كَلِمَةٌ وَالْقَوْلُ عَمْ ¤ وَكِلْمَةٌ بِهَا كَلاَمٌ قَدْ يُؤَمْ
“Satuan dari kalim namanya kalimat (dalam bahasa Indonesia artinya “kata”), adapun Qaul bersifat umum. Terkadang kalimat dimaksudkan untuk kalam”
Keterangan:
- Berdasarkan bait tersebut, kalimat (kata) dalam bahasa Arab ada tiga, yaitu isim, fi’il, dan huruf.
- Contoh kalimat (kata) yang dimaksudkan untuk kalam, seperti berikut:
- Kalimat tauhid maksudnya لا إله إلا الله.
- Kalimat hauqolah maksudnya لا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم.
بِالجَرِّ وَالتّنْوِيْنِ وَالنِّدَا وَاَلْ ¤ وَمُسْنَدٍ لِلإسْمِ تَمْيِيْزٌ حَصَلْ
“Tanda untuk kalimat isim yaitu dengan adanya huruf jarr, tanwin, nida, alif lam, dan menjadi musnad ilaih”
بِتَا فَعَلْتَ وَأَتَتْ وَيَا افْعَلِي ¤ وَنُوْنِ أَقْبِلَنَّ فِعْـــلٌ يَنْجَلِي
“Kalimat fi’il menjadi jelas dengan adanya Ta’ Fa’il seperti pada lafadz فَعَلْتَ, Ta’ Ta’nits seperti pada lafadz أَتَتْ, Ya Fa’il seperti pada lafadz اِفْعَلِيْ dan Nun Taukid seperti pada lafadz أَقْبِلَنَّ”
سِوَاهُمَا الْحَرْفُ كَهَلْ وَفِي وَلَمْ ¤ فِعْـــلٌ مُـضَــارِعٌ يَلِي لَمْ كَـيَشمْ
“Selain keduanya (Isim dan Fi’il) yaitu huruf, seperti kata هل, في, dan لَمْ. Tanda fi’il mudhori’ yaitu bisa bersanding dengan لَمْ seperti lafadz لَمْ يَشَمْ.”
وَمَاضِيَ الأَفْعَالِ بِالتَّا مِزْ وَسِمْ ¤ بِالنُّـــوْنِ فِعْلَ الأَمْرِ إِنْ أَمْرٌ فُهِمْ
“Bedakanlah! Fi’il Madhi (dari fi’il mudhori’ dan amr) dengan Ta (baik Ta’ Fa’il atau Ta’ Ta’nits), dan tandailah! Fi’il Amr dengan Nun Taukid jika menunjukkan makna amr (perintah) berdasarkan shigotnya”
وَالْأَمْرُ إِنْ لَمْ يَكُ لِلنُّوْنِ مَحَلْ ¤ فِيْهِ هُوَ اسْمٌ نَحْوُ صَحْ وَحَيَّهَلْ
“Lafadz yang menunjukkan amr (perintah), jika tidak bisa ditambahkan Nun Taukid, maka namanya isim fi’il, seperti lafadz صَحْ dan حَيَّهَلْ”
Keterangan:
صح dan حيهل merupakan bentuk isim fi’il amr. صح artinya “diamlah!” sedangkan حيهل artinya “menghadaplah”.
Kalam.
Baca juga: