Athaf Bayan dan Athaf Nasaq

Dalam bahasa Arab, terdapat berbagai macam kata yang mempunyai fungsi tertentu. Ada yang berfungsi untuk memerintah (fi’il amr), untuk mengganti orang (isim dhamir), untuk bertanya (istifham), untuk menghubungkan antara dua kata (huruf athaf) dan lain-lain. Di antara kata yang akan kita bahas yaitu kata penghubung dalam suatu kalimat bahasa Arab yang dikenal dengan huruf athaf. Apa itu ‘athaf? Ada berapa jenis ‘athaf? Apa saja huruf-hurufnya? Dan bagaimana contohnya? Simak penjelasan berikut:

Pengertian Athaf

Secara bahasa, athaf (العطف) mempunyai definisi berikut:

الرُّجُوْعُ إِلَى الشَّيْئِ بَعْدَ الْاِنْصِرَافِ عَنْهُ

“kembali kepada sesuatu setelah meninggalkannya”

Contoh:

مَرَرْتُ بِالْمَدْرَسَةِ ثُمَّ عَطَفْتُ عَلَيْهِ

“Saya telah melewati sebuah sekolah kemudian saya kembali ke sana”

Yang menjadi contoh adalah lafadz عَطَفْتُ. Pada contoh kalimat tersebut lafadz عَطَفْتُ bermakna “رَجَعْتُ إِلَيْهَا بَعْدَ اِنْصِرَافِيْ عَنْهَا” yaitu “saya kembali ke sekolah setelah meninggalkannya”.

Macam-macam athaf

Athaf terbagi dua macam, yaitu: athaf bayan dan athaf nasaq. Penjelasan tersebut seperti yang keterangan dalam kitab Alfiyah, karangan syekh Ibnu Malik, dalam bait berikut:

الْعَطْفُ إِمَّا ذُوْ بَيَانٍ أَوْ نَسَقْ                    #                     وَالْغَرَضُ الْآنَ بَيَانُ مَا سَبَقْ

“Athaf itu ada dua macam, yaitu: (1) athaf bayan dan (2) athaf nasaq, dan sekarang akan membahas athaf bayan terlebih dahulu”.

1. Athaf Bayan

Pertama yang akan kita bahasa yaitu athaf bayan. Secara struktur, athaf bayan tidak memerlukan huruf athaf untuk menghubungkan antara ma’thuf dan ma’thuf ‘alaih. Untuk lebih jelas, perhatikan pengertian athaf bayan berikut:

هُوَ التَّابِعُ الْجَامِدُ الْمُشْبِهُ لِلصِّفَةِ فِيْ إِيْضَاحِ مَتْبُوْعِهِ وَعَدَمِ اسْتِقْلَالِهِ

“Yaitu isim jamid yang mengikuti matbu’nya (lafadz yang diikuti) yang menyerupai sifat/na’at di dalam menjelaskan matbu’nya dan tidak dapat berdiri sendiri”

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kita fahami bahwa athaf bayan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  • Berupa isim.

Artinya, kata yang dijadikan sebagai ‘athaf bayan berupa kata benda, baik nama manusia, nama hewan atau nama lainnya, bukan berupa kata kerja (fi’il) atau huruf.

  • Isimnya jamid.

Yang dimaksud dengan isim jamid yaitu isim yang tidak bisa ditashrif atau tidak ada bentuk perubahan asalnya, contoh lafadz زَيْدٌ atau عُمَرٌو.

  • Menyerupai sifat.

Struktur kalimat ‘athaf bayan sama dengan struktur sifat/na’at di dalam menjelaskan matbu’nya. Kesesuaian yang dimaksud yaitu dari segi i’rob (rofa’, nashob, dan khofadz) dan dari segi ma’rifat nakirohnya. Perhatikan contoh ‘athaf bayan berikut:

جَاءَ أَبُوْ حَفْصٍ عُمَرٌو

“Telah datang Abu Hafs yaitu Umar”

Pada contoh tersebut yang menjadi matbu’ adalah lafadz أَبُوْ حَفْصٍ dan tabi’nya yaitu lafadz عُمَرٌو. Kedua lafadz tersebut irobnya rofa’ dan keduanya ma’rifat.

Contoh ‘athaf bayan lainnya seperti kalimat berikut:

اِشْتَرَيْتُ حُلِيًّا سِوَارًا

“Aku membeli sebuah perhiasan berupa gelang”

Pada contoh tersebut yang menjadi matbu’ adalah lafadz  حُلِيًّاdan tabi’nya yaitu lafadz سِوَارًا. Kedua lafadz tersebut irobnya nashob dan keduanya nakiroh.

Berdasarkan contoh-contoh tersebut bisa kita lihat bahwa struktur ‘athaf bayan menyerupai sifat yang menjelaskan maushufnya atau na’at yang menjelaskan man’utnya baik dari segi i’rob maupun ma’rifat dan nakirohnya.

2. Athaf Nasaq

Jenis kedua dari ‘athaf, yaitu ‘athaf nasaq. Yang menjadi pembeda antara athaf bayan dan ‘athaf nasaq yaitu huruf ‘athaf yang berada antara tabi dan matbu’ atau ma’thuf dan ma’thuf ‘alaih. ‘Athaf bayan tidak perlu adanya huruf ‘athaf sedangkan ‘athaf nasaq terdapat huruf yang berada antara tabi’ dan matbu’ atau ma’athuf dan ma’thuf ‘alaih. Untuk lebih jelas, simak pengertian ‘athaf nasaq sebagai berikut:

التَّابِعُ الْمُتَوَسِّطُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ مَتْبُوْعِهِ بِأَحَدِ حُرُوْفِ الْعَطْفِ الْعَشَرَةٍ

“Isim yang mengikuti matbu’nya dimana antara keduanya ada salah satu huruf ‘athaf yang sepuluh”

Berdasarkan pengertian tersebut, ciri-ciri dari ‘athaf nasaq sebagai berikut:

  • Berbentuk isim.

Antara tabi’ (yang mengikuti) dan matbu’ (yang diikuti) keduanya berbentuk isim, contoh: جَاءَ زَيْدٌ وَ عَلِيٌّ (Zaid dan Ali telah datang). Tabi’nya lafadz عَلِيٌّ dan matbu’nya lafadz (زَيْدٌ). Hanya saja, dalam struktur ‘athaf nasaq antara tabi’ dan matbu’ bisa saja berupa fi’il, contoh: عَلِيٌّ لَمْ يَشْرَبْ وَلَمْ يَأْكُلْ (Ali tidak minum dan tidak makan).

  • Terdapat huruf ‘athaf.

Di antara ciri dari ‘athaf nasaq, yaitu adanya huruf athaf yang berfungsi untuk menghubungkan antara tabi’ dan matbu’nya atau ma’athuf dan ma’thuf ‘alaih. ‘Irob kata yang berada setelah huruf ‘athaf (ma’thuf) mengikuti i’rob kata yang berada sebelum huruf ‘athaf (ma’thuf ‘alaih), contoh: نَجَحَ أَحْمَدُ وَ زَيْنَبُ (Ahmad dan Zainab telah lulus)

Struktur Kalimat Athaf Nasaq

Struktur kalimat athaf nasaq terdiri dari:

  • ‘Amil

‘Amil berada sebelum ma’thuf ‘alaih dan berfungsi di dalam menentukan i’robnya, baik i’rob rofa’, nashob atau khofad tergantung ‘amil sebelumnya.

  • Ma’athuf ‘alaih

Ma’thuf ‘alaih merupakan kata yang berada setelah ‘amil dan sebelum huruf ‘athaf. I’rob ma’thuf ‘alaih ditentukan oleh ‘amil yang berada sebelumnya, dan i’rob ma’thuf alaih inilah yang akan diikuti oleh ma’athuf. Ma’athuf ‘alaih disebut juga sebagai matbu’ (yang diikuti).

  • Huruf ‘athaf

Huruf ‘athaf merupakan huruf penghubung antara ma’thuf dan ma’thuf ‘alaih. Karena sebagai penghubung, posisi huruf ‘athaf berada antara keduanya. Dengan adanya huruf ‘athaf ini, ‘irob mathuf mengikuti i’rob ma’thuf ‘alaih.

  • Ma’thuf

Ma’thuf merupakan kata yang berada setelah huruf ‘athaf. Ketentuan i’rob ma’thuf tergantung pada i’rob ma’athuf ‘alaih. Jika ma’thuf ‘alaih rofa maka ma’thuf dirofa’kan, jika ma’thuf ‘alaih nashob maka ma’thuf dinashobkan, jika ma’thuf ‘alaih khofad maka ma’thuf dikhofadkan. Ma’thuf disebut juga sebagai tabi’ (yang mengikuti) karena i’rob mathuf mengikuti ma’thuf ‘alaih.

Perhatikan contoh ‘athaf nasaq berikut:

أَكَلْتُ الرُّزَّ وَ الدَّجَاجَ (Aku makan nasi dan daging)

أَكَلْتُ      = ‘Amil

الرُّزَّ       = Ma’thuf ‘alaih

وَ           = Huruf ‘athaf

الدَّجَاجَ   = Ma’thuf

Huruf-huruf Athaf Nasaq

Terdapat beberapa huruf ‘athaf yang menjadi penghubung antara dua kata, frasa atau kalimat. Huruf ‘athaf tersebut di antaranya:

  • الوَاوَ mempunyai arti “dan”, contoh:

جَاءَ أَحْمَدُ وَ سُفْيَانُ

“Ahmad dan Sufyan telah datang”

  • الْفَاءُ mempunyai arti “kemudian”, contoh:

دَخَلَ عَلِيٌّ فَأَحْمَدُ

“Ali masuk kemudian Ahmad”

  • ثَمَّ mempunyai arti “kemudian”, contoh:

تَشْرَبُ فَاطِمَةُ ثُمَّ تَأْكُلُ

“Fatimah minum kemudian dia makan”

  • أَوْ mempunyai arti “atau”, contoh:

هَلْ تَأْكُلُ الرُّزَّ أَوِ الْخُبْزَ؟

“Apakah kamu makan nasi atau roti?”

  • أَمْ mempunyai arti “atau”, contoh:

أَخَالِدٌ فِي الدَّارِ أَمْ سَالِمُ؟

“Apakah Khalid atau Salim yang ada di rumah?”

  • بَلْ mempunyai arti “tetapi”, contoh:

مَا قَامَ عَلِيٌّ بَلْ عُمَرٌو

“Ali tidak berdiri tetapi Umar yang berdiri”

  • لَا mempunyai arti “tidak” atau “bukan”, contoh:

خُذِ الْقَلَمَ لَا الْمِقْلَمَةَ!

“Ambillah pulpen bukan spidol!

  • لَكِنْ mempunyai arti “akan tetapi”, contoh:

مَا جَلَسَ خَلِيْلٌ لَكِنْ بَكْرٌ

“Kholil tidak duduk akan tetapi Bakri yang duduk”

  • حَتَّى mempunyai arti “hingga”, contoh:

أَكَلْتُ السَّمَكَةَ حَتَّى رَأْسَهَا

“Aku memakan ikan hingga kepalanya”

Baca juga:

Amil Jazm; Amil Yang Menjazmkan Fi’il Mudhori’

Amil Nashob Fi’il Mudhori; Amil Yang Menashobkan Fi’il Mudhori

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *