Maful Min Ajlih

Pengertian

Maful min ajlih (dalam kitab Alfiyah disebut Maful Lah) merupakan struktur kalimat bahasa Arab yang bertujuan untuk menjelaskan alasan terjadinya suatu pekerjaan. Statusnya merupakan kata keterangan tambahan bukan termasuk struktur inti kalimat (fudlah). Artinya, tanpa adanya maful min ajlih pun struktur inti kalimat masih bisa difahami. Para ahli nahwu banyak yang memberikan definisi mengenai maful min ajlih, di antaranya:

  • Ibnu Ajurrumi dalam kitabnya, Matnu al-Ajurrumiyah, memaparkan bahwa maful min ajlih, yaitu:

الاِسْمُ الْمَنْصُوْبُ الَّذِيْ يُذْكَرُ بَيَانًا لِسَبَبِ وُقُوْعِ الْفِعْلِ

“Isim yang dinashabkan yang disebutkan untuk menjelaskan sebab terjadinya suatu pekerjaan”

  • Syekh Syarafuddin Yahya dalam kitabnya, nadham al-Imrithi, memberikan definisi maful min ajlih sebagai berikut:

وَالْمَصْدَرَ انْصِبْ إِنْ أَتَى بَيَانًا        *       لِعِلَّةِ الْفِعْلِ الَّذِيْ قَدْ كَانَ

وَشَرْطُهُ اتِّحُادُهُ مَعْ عَامِلِهْ             *       فِيْمَا لَهُ مِنْ وَقْتِهِ وَفَاعِلِهْ

“Nashobkanlah masdar yang datang untuk menjelaskan sebab terjadinya suatu pekerjaan”

“syarat maf’ul min ajlih yaitu sama antara masdar dan ‘amilnya di dalam waktu dan fa’ilnya”

Perhatikan contoh-contoh maful min ajlih berikut:

جِئْتُكَ اِكْرَامًا لَكَ

“Saya datang kepadamu karena untuk menghormatimu”

صُمْتُ اِبْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللهِ

“Saya berpuasa karena mengharap ridho Allah SWT”

حَضَرَ عَلِيٌّ تَعْظِيْمًا لِأُسْتَاذِهِ

“Ali datang karena memuliakan gurunya”

Syarat-syarat Maful Min Ajlih

Berdasarkan beberapa definisi maf’ul min ajlih tersebut, dapat kita simpulkan bahwa suatu kalimat bisa menjadi maful min ajlih apabila memenuhi syarat-syarat berikut:

  • Berupa masdar.

Syarat suatu kalimah (kata) bisa menjadi maf’ul min ajlih yaitu harus terbuat dari masdar. Dalam kitab Jurumiyah, masdar yaitu isim yang beri’rob nashob yang berada pada urutan ketiga dalam tasrifan fi’il.

Jika tidak terbuat dari masdar maka harus ada tambahan huruf jarr. Misalnya, terbuat dari isim jamid: جِئْتُكَ لِلْعَسَلِ (saya datang kepadamu karena sebuah madu)

  • Berupa masdar qalbi

Yaitu masdar yang pengerjaannya hati, seperti rasa cinta, hormat, sopan dan lain-lain. Oleh karena itu, tidak boleh membuat maf’ul min ajlih selain dari masdar qalbi.

Jika tidak terbuat dari masdar qalbi maka harus ada tambahan huruf jarr, contohnya seperti kalimat berikut: جِئْتُكَ لِقِرَائَةِ الْقُرْآنِ (saya datang kepadamu untuk membaca al-Quran)

  • Mempunya makna li al-ta’lil (alasan)

Yaitu masdar yang mempunya makna alasan terhadap pekerjaan yang fa’il (subjek) kerjakan. Oleh karena itu, tidak termasuk maf’ul min ajlih contoh berikut:

عَظَّمْتُكَ تَعْظِيْمًا لَكَ

“Saya mengagungkanmu karena mengagungkanmu”

  • Masdar dan ‘amilnya sama waktunya

Antara masdar yang berposisi sebagai maf’ul min ajlih dengan ‘amilnya harus satu waktu, tidak boleh berbeda waktunya. Oleh karena itu, tidak termasuk maf’ul min ajlih contoh berikut:

جِئْتُكَ الْيَوْمَ إِكْرَامًا غَدًا

“Saya datang kepadamu hari ini karena menghormatimu besok”

  • Masdar dan ‘amilnya sama fa’ilnya

Antara masdar yang berposisi sebagai maf’ul min ajlih dengan ‘amilnya harus satu fa’ilnya (pelaku), tidak boleh berbeda fa’ilnya. Oleh karena itu, tidak bisa dikatakan maf’ul min ajlih contoh berikut:

جَاءَ زَيْدٌ اِكْرَامَ عَلِيٍّ لَهُ

“Zaid datang karena menghormatinya Ali kepadanya”

Baca juga:

Maful Maah (المفعول معه); Pengertian dan Syarat-syaratnya

Idhofah (الإضافة); Kata Majemuk Versi Bahasa Arab

Kata Dalam Bahasa Arab (Isim, Fi’il, dan Huruf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *