failGambar oleh Republica dari Pixabay

Fail;

Dalam bahasa Arab terdapat struktur kalimat yang berposisi sebagai fa’il atau dalam bahasa Indonesia terkenal dengan istilah subjek/pelaku. Perannya sangat penting karena fa’il merupakan salah satu struktur kalimat yang sering muncul dalam teks bahasa Arab. Lantas, apa itu fa’il?

Pengertian Fail

Secara bahasa fa’il merupakan bentuk derivasi dari فعل – يفعل – فعلا – فاعل yang mempunyai arti yang mengerjakan (subjek/pelaku). Sedangkan menurut istilah, terdapat beberapa definisi berikut:

  • Pada kitab jurumiyah, fa’il yaitu:

الْإِسْمُ الْمَرْفُوْعُ الْمَذْكُوْرُ قَبْلَهُ فِعْلُهُ

“Isim yang beri’rob rofa’ dan berada setelah fi’ilnya”

  • Dalam kitab al-Nahwu al-Wadhih, fa’il yaitu:

اِسْمٌ مَرْفُوْعٌ تَقَدَّمَهُ فِعْلٌ وَدَلَّ عَلَى الَّذِيْ فَعَلَ الْفِعْلَ (النحو الواضح)

“Isim yang beri’rob rofa’ yang berada setelah fiil (kata kerja) dan menunjukkan yang mengerjakan fi’il tersebut”

Berdasarkan kedua definisi tersebut, dapat kita simpulkan sebagai berikut:

  • Terbentuk dari isim. Berarti fa’il merupakan kata benda, baik nama orang ataupun lainnya.
  • I’robnya rofa’. Rofa’ identik dengan dlommah. Akan tetapi, rofa’nya fail tidak hanya dlommah bisa alif (ا) juga wawu (و)
  • Berada setelah fi’il (kata kerja). Dalam kaidah bahasa Arab, posisi fail (subjek) pasti setelah fi’il (kata kerja), tidak mungkin berada sebelumnya.
  • Yang mengerjakan pekerjaan. Adanya fail karena adanya fi’il. Artinya fa’il merupakan yang mengerjakan fi’il tersebut.

Perhatikan contoh berikut:

قََامَ زَيْدٌ (Zaid (telah) berdiri)

جَلَسَ الزَّيْدَانِ (Dua zaid (telah) duduk)

دَخَلَ الزَّيْدُوْنَ (Beberapa zaid (telah) masuk)

Fail pada contoh pertama yaitu lafadz زيدٌ, sedangkan pada kalimat kedua yaitu lafadz الزَّيْدَانِ, dan pada contoh ketiga yaitu lafadz الزَّيْدُوْنَ. Dari ketiga fa’il tersebut kita bisa lihat, semuanya terbentuk dari isim, yaitu nama orang. Kemudian dirofa’kan, dengan tanda yang contoh pertama berupa dlommah, contoh kedua alif (أ), dan contoh ketiga wawu (و). Selain itu, semuanya berada setelah fi’il. Yang terakhir, ketiganya yang mengerjakan pekerjaan (fi’il) yang berada sebelumnya.

Macam-macam fa’il

Dari segi wujudnya, fa’il terbagi dua, yaitu fa’il isim dzahir dan fa’il isim dhomir.

Fa’il Isim Dzahir

Secara bahasa dzahir artinya muncul atau nampak. Sedangkan menurut istilah ahli nahwu, isim dzahir yaitu isim yang tidak terikat dengan ikatan mukhathab, ghaib dan mutakallim. Contohnya sebagai berikut:

قَامَ عَلِيٌّ         (Ali telah berdiri)

جَلَسَ مُحَمَّدٌ     (Muhammad telah duduk)

طَلَعَ الْبَدْرُ       (Bulan purnama telah terbit)

Contoh yang pertama fa’ilnya عَلِيٌّ, yang kedua مُحَمَّدٌ, dan yang ketiga الْبَدْرُ. Ketiga lafadz tersebut tidak terikat mukhathab, ghaib, ataupun mutakallim. Lebih jelasnya, semuanya bukan isim dhomir.

Fa’il Isim Dhomir

Secara bahasa dhomir (ضمير) mempunyai arti kata ganti, yang dalam bahasa inggris terkenal dengan istilah pronoun. Ada juga yang mengatakan bahwa dhomir kebalikan dari dzahir, yaitu tidak muncul atau tidak nampak. Maksudnya, fa’il yang terbentuk dari isim dhomir tidak nampak secara lafadznya seperti halnya isim dzahir. Sedangkan menurut istilah ahli nahwu, isim dhomir yaitu isim yang terikat dengan ikatan mukhathab, ghaib dan mutakallim. Dengan kata lain, fa’il isim dlomir merupakan fa’il yang terbentuk bukan kata aslinya, contohnya seperti lafadz  أَقُوْمُ(saya sedang berdiri). Fail di dalam lafadz أَقُوْمُ yaitu dlomir أَنَا (saya), yang terkandung dalam lafadz tersebut dan bukan nama asli. Dhomir أنا, yang berposisi sebagai fail isim dhomir pada lafadz  أَقُوْمُ, merupakan kata ganti pertama untuk orang yang berbicara kata tersebut.

Tabel Fail Isim Dhomir

Adapun fail isim dhomir semuanya ada 14. Perhatikan tabel berikut:

NoIsim DhomirMaknanyaContoh dalam Fi’il
1هُوَDia (untuk laki-laki 1 orang)يَقُوْمُ (dia sedang berdiri)
2هُمَاMereka (untuk laki-laki 2 orang)يَقُوْمَانِ (mereka sedang berdiri)
3هُمْMereka (untuk laki-laki 3 orang/lebih)يَقُوْمُوْنَ (mereka sedang berdiri)
4هِيَDia (untuk perempuan 1 orang)تَقُوْمُ (dia sedang berdiri)
5هُمَاMereka (untuk perempuan 2 orang)تَقُوْمَانِ (mereka sedang berdiri)
6هُنَّMereka (untuk perempuan 3 orang/lebih)يَقُمْنَ (mereka sedang berdiri)
7أَنْتَKamu (untuk laki-laki 1 orang)تَقُوْمُ (kamu sedang berdiri)
8أَنْتُمَاKalian (untuk laki-laki 2 orang)تَقُوْمَانِ (kalian sedang berdiri)
9أَنْتُمْKalian (untuk laki-laki 3 orang/lebih)تَقُوْمُوْنَ (kalian sedang berdiri)
10أَنْتِKamu (untuk perempuan 1 orang)تَقُوْمِيْنَ (kamu sedang berdiri)
11أَنْتُمَاKalian (untuk perempuan 2 orang)تَقُوْمَانِ (kalian sedang berdiri)
12أَنْتُنَّKalian (untuk perempuan 3 orang/lebih)تَقُمْنَ (kalian sedang berdiri)
13أَنَاSaya
(Untuk 1 orang baik laki-laki atau perempuan)
أَقُوْمُ (saya sedang berdiri)
14نَحْنُKita atau Kami (Untuk 2 orang/lebih baik laki-laki atau perempuan)نَقُوْمُ (kami/kita sedang berdiri)

Bisa kita lihat contoh-contoh fa’il isim dhomir di dalam tabel tersebut. Secara lafadz tidak nampak atau tidak terlihat. Akan tetapi, dari semua contoh fi’il tersebut terdapat fa’il berupa isim dhomir di dalamnya yang berada setelah fi’il.

Baca Juga:

Contoh Maful Bih, Pengertian dan Macam-macamnya

Pengertian Ilmu Nahwu, Objek Kajian, Tujuan, dan Urgensi Mempelajarinya.

Kaana Wa Akhwatuha (كان وأخواتها); Amil Nawasikh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *