Athaf;
(بَابُ الْعَطْفِ)
“Bab Tentang Athaf”
وَحُرُوْفُ الْعَطْفِ عَشَرَةٌ وَهِيَ: الْوَاوُ، وَ الْفَاءُ، وَ ثُمَّ، وَأَوْ، وَ أَمْ، وَإِمَّا، وَ بَلْ، وَلَا، وَ لَكِنْ، وَ حَتَّى فِيْ بَعْضِ الْمَوَاضِعِ
“Huruf athaf ada sepuluh, yaitu: وَ (dan), فَ (kemudian), ثُمَّ (kemudian), أَوْ (atau), أَمْ (atau), إِمَّا (adapun/adakalanya), بَلْ (bahkan/tetapi), لَا (tidak/bukan), لَكِنْ (tetapi/melainkan), حَتَّى (sehingga/hingga sampai) terdapat di beberapa tempat.”
فَإِنْ عُطِفَتْ عَلَى مَرْفُوْع رُفِعَتْ أَوْعَلَى مَنْصُوْب نُصِبَتْ أَوْعَلَى مَخْفُوْض خُفِضَتْ أَوْ عَلَى مَجْزُوْم جُزِمَتْ
“Jika suatu lafadz diathafkan pada lafadz yang beri’rob rofa’, maka lafadz tersebut dirofa’kan. Apabila diathafkan pada lafadz yang beri’rob nashob, maka dinsahobkan. Jika athaf pada lafadz yang beri’rob khofadz, maka beri’rob khofad juga. dan jika athaf pada lafadz yang berirob jazm, maka beri’rob jazm juga.”
تَقُوْلُ قَامَ زَيْدٌ وَ عَمْرٌو، وَرَأَيْتُ زَيْدًا وَعَمْرًا، وَ مَرَرْتُ بِزَيْدٍ وَ عَمْرٍو، وَ زَيْدٌ لَمْ يَقُمْ وَلَمْ يَقْعُدْ
“ Contohnya seperti kamu berkata:
قَامَ زَيْدٌ وَعَمْرٌ
(Zaid dan Umar telah berdiri)
رَأَيْتُ زَيْدًا وَعَمْرًا
(Saya telah melihat Zaid dan Umar)
مَرَرْتُ بِزَيْدٍ وَعَمْرٍو
(Saya telah melewati Zaid dan Umar)
زَيْدٌ لَمْ يَقُمْ وَلَمْ يَقْعُدْ
(Zaid tidak berdiri tidak pula duduk)
Keterangan:
Perhatikan tiga contoh kalimat tersebut. Lafadz عمرو berubah i’robnya dari rofa’, nashob, dan khofad. Perubahan tersebut karena lafadz عمرو athaf pada kata sebelumnya, yaitu زيد yang berkedudukan sebagai ma’thuf ‘alaih. Ketika زيد beri’rof rofa lafadz عمرو mengikuti irobnya menjadi rofa juga dan seterusnya sesuai i’rob ma’thuf alaih.
Baca juga: